Pada  jaman dahulu dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim  dan Alibaba. Kedua saudara itu memiliki perbedaan dalam hidupnya.  Alibaba hidup dalam kemiskinan dan tinggal di daerah pegunungan. Ia  mengandalkan hidupnya dari penjualan kayu bakar yang dikumpulkannya.  Berbeda dengan kakaknya yang hidup kecukupan, tetapi serakah.
Suatu  hari, ketika Alibaba pulang dari mengumpulkan kayu bakar, ia melihat  segerombol penyamun yang berkuda. Alibaba segera bersembunyi karena  takut dibunuh jika para penyamun melihatnya. Dari tempat  persembunyiannya, Alibaba memperhatikan para penyamun sedang sibuk  menurunkan harta rampokannya dari kuda mereka. Kepala penyamun tiba-tiba  berteriak, "Alakazam ! Buka…..". Pintu gua yang ada di depan mereka  tiba-tiba terbuka perlahan-lahan. Setelah itu mereka segera memasukkan  seluruh harta rampokan mereka. "Alakazam ! tutup… " teriak kepala  penyamun, pintu gua pun tertutup.
Setelah  para penyamun tersebut pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari  tempat sembunyinya. Ia mendekati pintu gua tersebut dan meniru teriakan  kepala penyamun tadi. "Alakazam! Buka….." pintu gua yang terbuat dari  batu itu terbuka. "Wah… Hebat!", teriak Alibaba sambil terpana sebentar  karena melihat harta yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung. "Gunungan  harta ini akan Aku ambil sedikit, semoga aku tak miskin lagi, dan aku  akan membantu tetanggaku yang kesusahan". Setelah mengarungkan harta dan  emas tersebut, Alibaba segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu  gua. Istri Alibaba sangat terkejut melihat barang yang dibawa Alibaba.  Alibaba kemudian bercerita pada istrinya apa yang baru saja dialaminya.  "Uang ini sangat banyak… bagaimana jika kita bagikan kepada orang-orang  yang kesusahan.." ujar istri Alibaba. Karena terlalu banyak, uang emas  tersebut tidak dapat dihitung Alibaba dan istrinya. Akhirnya mereka  sepakat untuk meminjam timbangan kepada saudaranya, Kasim. Istri Alibaba  segera pergi meminjam timbangan kepada istri Kasim. Karena istri Kasim  sangat pencuriga, maka ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di  dasar timbangan.
Keesokannnya,  setelah timbangan dikembalikan, ternyata di dasar timangan ada sesuatu  yang berkilau. Istri Kasim segera memanggil suaminya dan memberitahu  suaminya bahwa di dasar timbangan ada uang emas yang melekat. Kasim  segera pergi ke rumah Alibaba untuk menanyakan hal tersebut. Setelah  semuanya diceritakan Alibaba, Kasim segera kembali kerumahnya untuk  mempersiapkan kuda-kudanya. Ia pergi ke gua harta dengan membawa 20 ekor  keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak "Alakazam ! Buka…", pintu  batu gua bergerak terbuka. Kasim segera masuk dan langsung mengarungkan  emas dan harta yang ada didalam gua sebanyak-banyaknya. Ketika ia  hendak keluar, Kasim lupa mantra untuk membuka pintu, ia berteriak apa  saja dan mulai ketakutan. Tiba-tiba pintu gua bergerak, Kasim merasa  lega. Tapi ketika ia mau keluar, para penyamun sudah berada di luar,  mereka sama-sama terkejut. "Hei maling! Tangkap dia, bunuh!" teriak  kepala penyamun. "Tolong… saya jangan dibunuh", mohon Kasim. Para  penyamun yang kejam tidak memberi ampun kepada Kasim. Ia segera dibunuh.
Istri  Kasim yang menunggu di rumah mulai kuatir karena sudah seharian Kasim  tidak kunjung pulang. Akhirnya ia meminta bantuan Alibaba untuk menyusul  saudaranya tersebut. Alibaba segera pergi ke gua harta. Disana ia  sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah tergeletak di  tanah. Setibanya dirumah, istri Kasim menangis sejadi-jadinya. Dia  sangat sedih karena suaminya sudah meninggal dunia. Sebelum Kasim  dimakamkan, Alibaba membawa tubuh kakaknya itu ke tabib. Alibaba meminta  tabib itu menjahit luka di tubuh kakaknya. Setelah selesai menjahit,  Alibaba memberikan upah beberapa uang emas. 
Dilain  tempat, di gua harta, para penyamun terkejut, karena mayat Kasim sudah  tidak ada lagi. "Tak salah lagi, pasti ada orang lain yang tahu tentang  rahasia gua ini, ayo kita cari dan bunuh dia!" kata sang kepala  penyamun. Merekapun mulai berkeliling pelosok kota. Ketika bertemu  dengan seorang tabib, mereka bertanya,"Apakah akhir-akhir ini ada orang  yang kaya mendadak ?". "Akulah orang itu, karena setelah menjahit luka  mayat, aku menjadi orang kaya". "Apa! Mayat! Siapa yang memintamu  melakukan itu?" Tanya mereka. "Tolong antarkan kami padanya!". Setelah  menerima uang dari penyamun, si tabib lalu mengantar mereka ke rumah  Alibaba. Si penyamun segera memberi tanda silang dipintu rumah Alibaba.  "Aku akan melaporkan pada ketua, dan nanti malam kami akan datang untuk  membunuhnya," kata si penyamun. Tetangga Alibaba, Morijana yang baru  pulang berbelanja melihat dan mendengar percakapan para penyamun. 
Malam  harinya, Alibaba didatangi seorang penyamun yang menyamar menjadi  seorang pedagang minyak yang kemalaman dan memohon untuk menginap sehari  dirumahnya. Alibaba yang baik hati mempersilakan tamunya masuk dan  memperlakukannya dengan baik. Ia tidak mengenali wajah si kepala  penyamun. Morijana, tetangga Alibaba yang sedang berada diluar rumah,  melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras  bagaimana cara untuk memberitahu Alibaba. Akhirnya ia mempunyai ide,  dengan menyamar sebagai seorang penari. Ia pergi kerumah Alibaba untuk  menari. Ketika Alibaba, istri dan tamunya sedang menonton tarian,  Morijana dengan cepat melemparkan pedang kecil yang sengaja  diselipkannya dibajunya ke dada tamu Alibaba. 
Alibaba  dan istrinya sangat terkejut, sebelum Alibaba bertanya, Morijana  membuka samarannya dan segera menceritakan semua yang telah dilihat dan  didengarnya. "Morijana, engkau telah menyelamatkan nyawa kami, terima  kasih". Setelah semuanya berlalu, Alibaba membagikan uang peninggalan  para penyamun kepada orang-orang miskin dan yang sangat memerlukannya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar