Aladin adalah seorang laki-laki  yang berasal dari Negara Persia. Dia tinggal berdua dengan ibunya.  Mereka hidup dalam kesederhanaan. Hingga pada suatu hari ada seorang  laki-laki yang datang kerumah Aladin. Laki-laki itu berkata kalau dia  adalah saudara laki-laki almarhum bapaknya yang sudah lama merantau ke  Negara tetangga. Aladin dan ibunya sangat senang sekali, karena ternyata  mereka masih memiliki saudara.
“Malang  sekali nasibmu saudaraku”, kata laki-laki itu kepada aladin dan ibunya.  “Yang penting kita masih bisa makan,paman”, jawab Aladin. Karena merasa  prihatin dengan keadaan saudaranya tersebut, maka laki-laki itu  bermaksud untuk mengajak Aladin ke luar kota. Dengan seijin ibunya,lalu  Aladin mengikuti pamannya pergi ke luar kota.
Perjalanan  yang mereka tempuh sangat jauh sekali, dan pamannya tidak mengijinkan  Aladin untuk beristirahat. Saat Aladin meminta pamannya untuk berhenti  sejenak, pamannya langsung memarahinya. Hingga akhirnya mereka sampai di  suatu tempat di tengah hutan. Aladin lalu diperintahkan pamannya untuk  mencari kayu bakar. “Nanti ya paman, Aladin mau istirahat dulu”, kata  Aladin. Pamannya sangat marah setelah mendengar jawaban Aladin tersebut.  “Berangkatlah sekarang, atau kusihir engkau menjadi katak”, teriak  pamannya. Melihat pamannya sangat marah,lalu Aladin bergegas berangkat  mencari kayu.
Setelah  mendapatkan kayu, pamannya lalu membuat api dan mengucapkan mantera.  Aladin sangat terkejut sekali, karena setelah pamannya membacakan  mantera, tiba-tiba tanah menjadi retak dan membentuk lubang. Aladin  mulai bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah dia benar pamanku? Atau dia  hanya seorang penyihir yang ingin memanfaatkan aku saja?”
“Aladin,  turunlah kamu kelubang itu. Ambilkan aku lampu antic di dasar gua itu”,  suruh pamannya. “AKu takut paman”, kata Aladin. Pamannya lalu  memberikan cincin kepada Aladin. “Pakailah ini, cincin ini akan  melindungimu”, kata pamannya. Kemudian Aladin mulai turun kebawah.
Setelah  sampai di bawah, Aladin sangat takjub dengan apa yang dia lihat. Di  dasar gua tersebut Aladin menemukan pohon yang berbuahkan permata dan  banyak sekali perhiasan. “Cepat kau bawa lampu antiknya padaku, Aladin.  Jangan perdulikan yang lain”, teriak pamannya dari atas. Aladin lalu  mengambil lampu antik itu, dan mulaimemanjat ke atas. Tetapi setelah  hamper sampai di atas, Aladin melihat pintu gua sudah tertutup dan hanya  terbuka sedikit. Aladin mulai berpikir kalau pamannya akan  menjebaknya. “Cepat Aladin, lemparkan saja lampunya”, teriak pamannya.  “Tidak, aku tidak akan memberikanlampu ini, sebelum aku sampai di  atas”,jawab Aladin.
Setelah  berdebat, paman Aladin menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu  lubang ditutup, dan pamannya meninggalkan Aladin terkurung di dalam  lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. Kini dia  tau kalau sebenarnya laki-laki tersebut bukanlah pamannya, dan dia hanya  diperalat oleh laki-laki itu. Aladin lalubmencari segala cara supaya  dapat keluar dari gua, tetapi usahanya selalu sia-sia. "Aku sangat  lapar, dan ingin bertemu ibuku, ya Tuhan, tolonglah hambamu ini !", ucap  Aladin.
Aladin  menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa  penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu Aladin. “Ini  adalah lampu ajaib Bu!”, jawab Aladin. Karena ibunya tidak percaya, maka  Aladin lalu menggosok lampu itu. Dan setelah Jin lampu keluar, Aladin  meminta untuk disiapkan makanan yang enak-enak. Taklama kemudian ibunya  terkejur,karena hidangan yang sangat lezat sudah tersedia di depan mata.
Demikian  hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya.  Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang  Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta  kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada  ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan  mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa  permata-permata kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk  Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu pasti  seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian  dengan membawa serta putriku". Setelah tiba di rumah Ibu segera  menggosok lampu dan meminta Jin lampu untuk membawakan sebuah istana.  Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian jin lampu  datang dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok  hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang  sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?", Tanya  sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua  melaksanakan pesta pernikahan.
Tidak  disangka, ternyata si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu  melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura  menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia  berteriak-teriak, "tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !". Sang  permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan  menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu  dan memerintahkan jin lampu memboyong istana beserta isinya dan istri  Aladin ke rumahnya.
Ketika  Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut karena istananya  hilang. Aladin lalu teringat dengan cincin pemberian laki-laki penyihir.  Digosoknya cincin tersebut, dan keluarlah Jin cincin. Aladin bertanya  kepada Jin cincin tentang apa yang sudah terjadi dengan istananya. Jin  Cincin kemudian menceritakan semuanya kepada Aladin. "Kalau begitu  tolong bawakan istana dan istriku kembali lagi kepadaku”, seru Aladin.  "Maaf Tuan, kekuatan saya tidaklah sebesar Jin lampu," kata Jin cincin.  "Kalau begitu, Tolong Antarkan aku ke tempat penyihir itu. Aku akan  ambil sendiri", seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap  masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. Putri lalu bilang kalau  penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum Bir. Setelah  mengetahui kalau penyihir itu tidur, maka Aladin menyelinap ke dalam  kamar laki-laki penyihir tersebut.
Setelah  berhasil masuk dalam kamar, Aladin lalu mengambil lampu ajaibnya yang  penyihir dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin  kepada Jin lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi Jin  lampu langsung membanting penyihir itu dan melemparkan ke luar istana.  "Terima kasih Jin lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke  tempatnya semula". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia  mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin  dan kesusahan.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar